Berita

Dedikasi Bripda Santoni: Mengajar di Perbatasan Kalbar untuk Atasi Kekurangan Guru

suaramerdekasolo.com – Bripda Santoni, seorang anggota Kepolisian Republik Indonesia (Polri), telah menunjukkan dedikasi yang luar biasa dalam menjalankan tugasnya di daerah perbatasan Kalimantan Barat. Di tengah tantangan yang ada, Santoni tidak hanya menjalankan tugas kepolisian, tetapi juga berperan aktif dalam pendidikan dengan mengajar anak-anak di daerah tersebut. Aksinya ini patut dicontoh dan menjadi inspirasi bagi banyak orang dalam menghadapi masalah kekurangan guru, terutama di daerah terpencil.

Kekurangan tenaga pengajar di daerah perbatasan Indonesia, termasuk Kalimantan Barat, telah menjadi masalah yang serius. Banyak sekolah di daerah terpencil kesulitan untuk mendapatkan guru yang berkualitas, sehingga pendidikan anak-anak di wilayah tersebut terhambat. Hal ini disebabkan oleh berbagai faktor, termasuk kurangnya insentif bagi guru untuk mengajar di daerah terpencil, akses yang sulit, serta minimnya fasilitas pendidikan yang memadai.

Pendidikan adalah hak dasar setiap anak, dan kekurangan guru di daerah perbatasan dapat berdampak negatif pada masa depan generasi muda. Oleh karena itu, upaya dari individu seperti Bripda Santoni sangat penting dalam membantu mengatasi masalah ini.

Bripda Santoni, yang bertugas di Polsek perbatasan Kalimantan Barat, merasa prihatin dengan kondisi pendidikan di daerahnya. Melihat banyaknya anak-anak yang tidak mendapatkan pendidikan yang layak, ia memutuskan untuk mengambil inisiatif. Santoni mulai mengajar secara sukarela di sebuah sekolah dasar setempat, mengajarkan berbagai mata pelajaran seperti matematika, bahasa Indonesia, dan ilmu pengetahuan alam.

“Saya merasa terpanggil untuk membantu anak-anak di sini. Mereka berhak mendapatkan pendidikan yang baik, meskipun kami berada di daerah yang terpencil,” ujar Santoni dalam sebuah wawancara. Dengan semangat dan dedikasi yang tinggi, Santoni menghabiskan waktu di luar jam dinasnya untuk mengajar dan berinteraksi dengan siswa-siswa di sekolah tersebut.

Dalam mengajar, Bripda Santoni tidak hanya menggunakan metode konvensional, tetapi juga berusaha untuk membuat suasana belajar menjadi menyenangkan. Ia seringkali memanfaatkan alat peraga sederhana yang ada di sekitarnya dan mengajak siswa untuk berpartisipasi aktif dalam proses belajar. Santoni percaya bahwa pendidikan yang menyenangkan akan lebih mudah diingat dan dipahami oleh siswa.

“Saya ingin anak-anak tidak hanya belajar, tetapi juga menikmati prosesnya. Dengan cara ini, mereka akan lebih termotivasi untuk belajar,” tambahnya. Santoni juga berusaha untuk mengenal karakter setiap siswa, sehingga ia dapat menyesuaikan metode pengajaran yang sesuai dengan kebutuhan mereka.

Dedikasi Bripda Santoni dalam mengajar di perbatasan Kalbar tidak hanya berdampak pada siswa yang ia ajar, tetapi juga memberikan pengaruh positif bagi masyarakat sekitar. Kehadirannya sebagai guru dan polisi menciptakan kepercayaan antara masyarakat dan kepolisian. Masyarakat merasa lebih dekat dengan aparat penegak hukum dan melihat bahwa polisi tidak hanya menjalankan tugas menjaga keamanan, tetapi juga peduli terhadap pendidikan dan masa depan anak-anak mereka.

“Saya sangat berterima kasih kepada Bripda Santoni. Ia telah memberikan harapan baru bagi anak-anak di desa kami. Sekarang mereka memiliki seseorang yang dapat mereka andalkan untuk belajar,” ungkap salah satu orang tua siswa.

Meski telah melakukan banyak hal positif, Bripda Santoni juga menghadapi berbagai tantangan dalam mengajar di daerah perbatasan. Salah satunya adalah kondisi infrastruktur yang masih kurang memadai. Jalan yang sulit dilalui dan kurangnya sarana transportasi membuat akses ke sekolah menjadi terbatas. Selain itu, keterbatasan fasilitas belajar juga menjadi kendala, seperti kurangnya buku dan alat peraga.

Namun, Santoni tidak menyerah. Ia terus berusaha mencari cara untuk mengatasi tantangan tersebut, termasuk berkolaborasi dengan berbagai pihak untuk mendapatkan bantuan dan dukungan. “Saya percaya bahwa setiap anak berhak mendapatkan pendidikan yang layak, dan saya akan terus berjuang untuk itu,” tegasnya.

Dedikasi Bripda Santoni dalam mengajar di perbatasan Kalimantan Barat adalah contoh nyata dari semangat pengabdian dan kepedulian terhadap pendidikan. Dengan mengatasi kekurangan guru di daerah terpencil, ia tidak hanya membantu anak-anak untuk mendapatkan pendidikan yang lebih baik, tetapi juga membangun hubungan yang lebih erat antara masyarakat dan kepolisian. Aksi Santoni menunjukkan bahwa setiap individu, terlepas dari profesinya, dapat memberikan kontribusi positif bagi masyarakat. Melalui dedikasi dan komitmen yang tinggi, ia telah menjadi inspirasi bagi banyak orang untuk turut serta dalam memperbaiki pendidikan di Indonesia, khususnya di daerah yang kurang terlayani.

Mahawirya

Recent Posts

Nyalanesia Apresiasi 73 Pahlawan Literasi di Festival Literasi Nasional 2025 Solo

suaramerdekasolo.com - Nyalanesia merayakan pencapaian 73 pahlawan literasi di Festival Literasi Nasional (FLN) 2025 yang…

6 jam ago

Penggeledahan Besar oleh Kejagung: Menelusuri Aset Tersangka Kasus Sritex dari Solo ke Makassar

suaramerdekasolo.com - Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung) terus bergerak cepat mengusut tuntas kasus dugaan korupsi…

1 hari ago

Demo Peringatan Darurat, Kepolisian Solo Siagakan Ratusan Aparat

SUARAMERDEKASOLO.COM - Pada Kamis, 22 Agustus 2024, Kota Solo menjadi pusat perhatian nasional akibat digelarnya…

2 hari ago

Petugas Bandara Soetta Berhasil Bongkar Sindikat Calon Jemaah Haji Ilegal

uaramerdekasolo.com - Pada awal Mei 2025, petugas Imigrasi di Bandara Soekarno-Hatta, dikenal sebagai Soetta, memperketat…

2 hari ago

RSUD Solo Baru Tambah ICU untuk Tingkatkan Layanan

suaramerdekasolo.com – Kabar baik datang dari RSUD Solo Baru. Rumah sakit ini baru saja menambah…

3 hari ago

Keberuntungan Tak Terduga: Bikers Ini Berteduh Bersama Ariel Noah dan Raffi Ahmad

suaramerdekasolo.com - Dalam kehidupan sehari-hari, momen keberuntungan bisa datang kapan saja dan dalam bentuk yang…

3 hari ago