Penahanan Brad Lander Picu Kecaman Pejabat New York

suaramerdekasolo.com – New York – Brad Lander, Bendahara Kota New York yang juga maju sebagai kandidat wali kota, ditangkap oleh petugas imigrasi pada Selasa (waktu setempat) saat mendampingi seorang terdakwa di pengadilan imigrasi Manhattan. Penahanan ini terjadi di tengah aksi dukungan terhadap imigran, dan hingga kini masih dalam penyelidikan oleh jaksa federal.

Menurut juru bicara kampanyenya, Dora Pekec, Lander ditahan oleh petugas bertopeng dari lembaga Imigrasi dan Bea Cukai (ICE) ketika hendak keluar dari pengadilan bersama seorang terdakwa imigrasi. Meski belum ditetapkan sebagai tersangka, ia sempat dituduh menghalangi aparat dan menyerang petugas.

Lander: “Saya Tidak Melakukan Kekerasan”

Dalam konferensi pers usai dibebaskan, Lander menyatakan bahwa dirinya tidak melakukan penyerangan seperti yang dituduhkan. Ia menyayangkan bahwa banyak imigran seperti Edgardo — yang ditemuinya di pengadilan hari itu — justru tidak mendapatkan akses ke pengacara atau hak proses hukum yang layak.

“Saya bersyukur belum ada dakwaan. Tapi kalaupun ada, saya punya pengacara dan proses hukum yang adil. Tidak seperti Edgardo,” ujar Lander.

Istrinya, Meg Barnette, yang turut hadir di lokasi, menyebut bahwa mereka hanya meminta petugas menunjukkan surat perintah sah dari hakim. Mereka juga sempat bergandengan tangan sebagai bentuk solidaritas sebelum akhirnya “diserbu” oleh petugas bertopeng.

Kecaman dari Para Pejabat dan Tokoh Publik

Penangkapan Lander mendapat tanggapan keras dari berbagai tokoh di New York. Gubernur New York, Kathy Hochul, menyebut insiden itu sebagai hal “mengerikan.” Sementara Jaksa Agung Letitia James menganggap penangkapan tersebut sebagai pelanggaran terhadap prinsip keadilan dan perlindungan hak-hak sipil.

“Menangkap pejabat kota hanya karena berdiri membela hak imigran adalah penyalahgunaan kekuasaan yang serius,” ucap Letitia dalam pernyataan resmi.

Zohran Mamdani, sesama kandidat wali kota dari partai Demokrat, juga ikut bersuara lantang, menyebut penahanan Lander sebagai simbol krisis otoritarianisme yang tumbuh di bawah pemerintahan Trump.

Pemerintah Federal: Tidak Ada yang Kebal Hukum

Menanggapi situasi ini, juru bicara Departemen Keamanan Dalam Negeri menyatakan bahwa tidak ada yang berada di atas hukum. Mereka menegaskan bahwa siapapun yang menyentuh petugas penegak hukum akan menerima konsekuensinya.

Namun Lander tetap membantah keras tuduhan tersebut. Ia menegaskan bahwa kehadirannya di pengadilan hanyalah bentuk komitmen sebagai pejabat publik dan pendukung kota suaka.

“Saya hadir bukan untuk bikin keributan, tapi untuk memastikan seseorang tidak diperlakukan semena-mena. Tapi yang terjadi justru sebaliknya,” ujarnya.

Isu Perlindungan Imigran Jadi Sorotan

Sebagai salah satu penyusun undang-undang kota suaka di New York, Lander menegaskan komitmennya untuk terus melindungi komunitas imigran. Ia juga menyebut bahwa tindakan ICE kali ini merupakan ancaman nyata terhadap rasa aman warga New York.

“Ini waktunya punya wali kota yang berani berdiri menghadapi ICE dan pemerintahan yang merusak proses hukum,” tambahnya.

Insiden ini diperkirakan akan mempengaruhi jalannya kampanye menjelang pemilihan wali kota yang akan berlangsung pada 24 Juni mendatang.