Kasus DBD Naik di Beberapa Daerah, Kemenkes Siaga
suaramerdekasolo.com – Musim pancaroba ternyata bukan cuma bikin tubuh gampang sakit, tapi juga bikin angka kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) melonjak di sejumlah daerah. Kementerian Kesehatan (Kemenkes) pun langsung pasang kuda-kuda alias siaga untuk menghadapi situasi ini. Beberapa provinsi mencatat lonjakan yang cukup signifikan dalam beberapa minggu terakhir, dan ini jadi alarm penting buat kita semua.
Kemenkes Tanggap, Masyarakat Jangan Lengah
Kemenkes RI melalui juru bicaranya menyampaikan bahwa pihaknya sudah menginstruksikan seluruh dinas kesehatan daerah untuk meningkatkan kewaspadaan dan melakukan berbagai langkah antisipasi. Mulai dari fogging, pembagian abate, hingga kampanye 3M Plus kembali digencarkan.
“Kami tidak ingin kecolongan. Saat ini beberapa rumah sakit rujukan juga sudah disiapkan untuk menghadapi lonjakan pasien DBD, terutama di wilayah-wilayah yang mencatat kasus tinggi,” ujar salah satu pejabat di Direktorat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular.
Nggak cuma itu, Kemenkes juga mendorong pemantauan jentik nyamuk secara mandiri di rumah-rumah warga. Jadi, jangan cuma ngandelin pemerintah aja, kita juga harus aktif.
Daerah Mana Saja yang Mengalami Lonjakan?
Beberapa wilayah seperti Jawa Tengah, Kalimantan Selatan, dan Sulawesi Selatan termasuk yang saat ini mengalami peningkatan signifikan. Di Jawa Tengah misalnya, dalam sebulan terakhir tercatat lebih dari 600 kasus baru. Padahal, bulan sebelumnya angkanya masih di bawah 200.
“Faktor cuaca yang nggak menentu, disertai hujan yang sering turun tapi matahari jarang nongol, itu kondisi ideal buat nyamuk Aedes aegypti berkembang biak,” jelas seorang epidemiolog dari Universitas Indonesia.
Di daerah seperti Banjarmasin dan Makassar, rumah sakit mulai melaporkan jumlah pasien DBD yang terus bertambah. Bahkan di beberapa tempat, kapasitas ruang rawat anak sudah mulai penuh.
Kenali Gejala dan Cegah Sejak Dini
Kalau kamu atau keluarga mulai mengalami demam tinggi mendadak, nyeri di belakang mata, mual, atau muncul bintik merah di kulit, jangan anggap remeh. Itu bisa jadi gejala DBD. Segera periksakan ke fasilitas kesehatan terdekat, jangan tunggu sampai parah.
Langkah pencegahan paling ampuh tetap dengan menjaga kebersihan lingkungan dan memastikan tidak ada tempat yang bisa jadi sarang nyamuk. Yuk, mulai dari hal-hal kecil:
-
Buang air di wadah yang tergenang
-
Tutup rapat tempat penampungan air
-
Bersihkan bak mandi secara rutin
-
Gunakan kelambu saat tidur, terutama untuk anak-anak
Gerakan 3M Plus Harus Diaktifkan Lagi
Masih ingat dengan kampanye 3M? Menguras, menutup, dan mengubur. Nah, sekarang tambahannya adalah “plus”, yang berarti pakai lotion anti-nyamuk, pelihara ikan pemakan jentik, dan edukasi lingkungan sekitar.
Kemenkes juga minta peran aktif RT/RW dan sekolah-sekolah dalam menggalakkan gerakan ini. Jadi, bukan cuma tanggung jawab individu, tapi kolektif.
Penutup: Jangan Panik, Tapi Tetap Waspada
Lonjakan kasus DBD memang bikin waswas, tapi bukan berarti kita harus panik. Yang penting, semua pihak tetap waspada dan saling bekerja sama. Dengan pola hidup bersih, deteksi dini, dan dukungan dari pemerintah, kita bisa kok meminimalkan dampaknya.
Yuk, jaga diri dan lingkungan. Jangan sampai gara-gara lalai bersihin ember di halaman, satu kampung kena DBD!