Perang Udara Israel-Iran: Siapa Paling Boros? Rudal Iran atau Serangan Jet Israel?

Suaramerdekasolo.com – Perang udara antara Israel dan Iran makin panas, dan sekarang bukan cuma soal siapa yang paling kuat, tapi juga siapa yang paling boros! Dalam duel ini, biaya jadi sorotan tajam karena setiap tembakan bernilai miliaran rupiah. Siapa yang lebih untung secara strategi?

Jet Tempur Canggih vs Rudal Mahal

Israel menurunkan armada jet tempur andalannya, mulai dari F-16, F-15, sampai si siluman F-35I. Jet-jet ini tidak hanya garang di udara, tapi juga efektif secara biaya. Mereka dilengkapi senjata pintar seperti JDAM dan SPICE, yang meski nggak murah, masih jauh lebih hemat dibanding rudal balistik.

Contohnya, JDAM buatan Boeing cuma butuh puluhan ribu dolar per unit untuk melesatkan bom presisi. SPICE, kit pintar bikinan Rafael Advanced Defense Systems, juga bisa mengubah bom biasa jadi senjata yang tajam banget ke target. Serangan terakhir ke bandara Mashhad, Iran, pakai kombinasi senjata ini.

Iran Serang Balik: Rudal dan Drone Menghujani Langit

Iran pun tak tinggal diam. Lebih dari 370 rudal balistik telah dilesatkan ke arah Israel. Bahkan, menurut data, setidaknya 30 lokasi kena dampaknya. Biaya satu rudal balistik? Bisa tembus jutaan dolar, lho! Kebayang dong, berapa banyak duit yang terbakar di udara?

Namun, Iran juga mengandalkan drone sebagai ‘senjata murah meriah’. Misalnya, drone Shahed-136, yang biayanya diperkirakan sekitar Rp324 juta per unit. Meski murah, drone ini punya kelemahan: lambat dan gampang dihadang sistem pertahanan Israel seperti Iron Dome dan Arrow-3.

Pertahanan Israel Nggak Murah Juga

Nah, ini dia ironi di medan tempur modern: meski drone murah, mencegatnya bisa bikin kantong jebol! Iron Dome butuh sekitar Rp812 juta untuk satu tembakan. Sistem Arrow-3 lebih ekstrem lagi, satu rudalnya bisa menguras anggaran sampai miliaran rupiah. Jadi walau menang di udara, Israel tetap harus memikirkan efisiensi pertahanan.

Operasi “Rising Lion” Dimulai

Israel mengumumkan dimulainya Operasi Rising Lion, target utamanya: hancurkan fasilitas nuklir Iran. Pesawat tempur mereka membombardir berbagai titik penting mulai dari lokasi produksi senjata, peluncur rudal, sampai markas para ilmuwan Iran.

PM Israel, Benjamin Netanyahu, sejak lama menggambarkan nuklir Iran sebagai “ancaman eksistensial”. Sementara itu, Teheran bersikeras bahwa program nuklirnya murni untuk tujuan damai.

Sayangnya, ketegangan ini bukan hanya menyita perhatian dunia, tapi juga bisa mengganggu agenda global, termasuk kesepakatan damai yang digagas Presiden AS sebelumnya.