AS Serang Fasilitas Nuklir Iran, Dunia Bereaksi Keras terhadap Eskalasi Konflik
SUARAMERDEKASOLO.COM – Ketegangan geopolitik di kawasan Timur Tengah kembali memanas setelah Amerika Serikat melancarkan serangan terhadap tiga fasilitas nuklir strategis milik Iran. Lokasi yang menjadi target adalah Fordo, Natanz, dan Esfahan—tiga pusat penting dalam pengembangan program nuklir Iran. Serangan ini menandai keterlibatan langsung AS dalam konflik Iran-Israel yang selama ini terus memburuk.
Presiden AS Donald Trump menyampaikan langsung pernyataan resmi usai operasi militer tersebut. Ia mengonfirmasi bahwa militer AS melakukan serangan presisi terhadap target-target vital guna menghentikan potensi ancaman nuklir dari Iran.“Beberapa jam lalu, militer kami telah menghancurkan tiga pusat nuklir iran utama milik Iran sebagai langkah tegas untuk menghentikan proyek pengembangan senjata nuklir mereka,” ujar Trump dalam konferensi pers, Minggu pagi waktu Indonesia, sebagaimana dilansir The New York Times.
Trump juga menyampaikan apresiasinya kepada Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, atas kerja sama erat dalam operasi tersebut. Ia menggambarkan koordinasi antara kedua negara sebagai “kerja tim yang luar biasa”.
Netanyahu Puji Keputusan AS, Sebut Serangan Akan Ubah Sejarah
Sebagai respons atas aksi militer Amerika Serikat, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu langsung menyatakan dukungannya. Ia memuji langkah tersebut sebagai tindakan berani dan krusial untuk menjaga stabilitas regional.
“Presiden Trump telah mengambil keputusan yang tegas dan berani. Serangan terhadap fasilitas nuklir Iran ini akan mengubah arah sejarah,” ungkap Netanyahu saat menyampaikan pernyataan resmi, sebagaimana dikutip dari Reuters.
Selain itu, Netanyahu menegaskan bahwa kekuatan militer Amerika menunjukkan dominasi yang tidak tertandingi. Ia menilai bahwa aksi militer tersebut mencerminkan kemitraan strategis yang kuat antara kedua negara.
Iran Balas Kecam, Siapkan Tindakan Pembalasan
Sebaliknya, pemerintah Iran mengecam keras serangan militer tersebut. Menteri Luar Negeri Iran, Abbas Araghchi, secara tegas menyuarakan kemarahan negaranya atas tindakan yang dianggap melanggar kedaulatan.“Amerika Serikat telah melanggar Piagam PBB dan hukum internasional. Iran memiliki hak untuk mempertahankan diri, dan kami akan menggunakan segala opsi yang tersedia untuk menjaga kedaulatan serta melindungi rakyat kami,” ujar Araghchi dalam pernyataannya yang disampaikan melalui media nasional.
Lebih jauh, Araghchi juga menuduh Amerika telah mengabaikan jalur diplomatik dan menyebut bahwa negara adidaya itu harus bertanggung jawab penuh atas dampak dari tindakan agresif tersebut.
Dunia Serukan Perdamaian, Tekanan Internasional Menguat
Konflik yang semakin memanas ini turut memicu kekhawatiran global. Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), Antonio Guterres, menyatakan kecemasannya terhadap potensi dampak jangka panjang yang mengancam perdamaian dunia.“Penggunaan kekuatan militer oleh Amerika terhadap Iran merupakan eskalasi berbahaya. Kawasan ini sudah berada di ambang krisis. Tidak ada solusi militer yang bisa menyelesaikan persoalan ini. Diplomasi adalah satu-satunya jalan yang bisa diambil,” tegas Guterres.
Tak hanya itu, Presiden Kuba Miguel Díaz-Canel juga menyampaikan kecaman keras melalui unggahan di platform X. Ia menilai serangan tersebut sebagai tindakan yang bertentangan dengan hukum internasional dan memperingatkan dampak serius jika konflik ini terus berlanjut.
Sebagai tambahan, Kementerian Luar Negeri Venezuela dan Kolombia turut mengeluarkan pernyataan resmi. Keduanya mendesak semua pihak untuk segera kembali ke meja perundingan demi menghindari perluasan konflik yang lebih luas.
Dunia Islam dan Palestina Ikut Mengkritik
Kelompok Hamas, yang dikenal sebagai salah satu faksi utama perlawanan Palestina, juga mengecam tindakan Amerika Serikat. Mereka menilai serangan tersebut tidak hanya melanggar norma hukum internasional, tetapi juga memicu ketegangan baru di kawasan Timur Tengah.
Dalam pernyataannya, Hamas menegaskan bahwa tindakan tersebut merupakan pelanggaran terhadap seluruh prinsip kemanusiaan. Mereka pun berjanji akan membawa isu ini ke forum-forum internasional untuk menuntut pertanggungjawaban AS dan Israel.