RI Fokus Perkuat Ekspor UMKM ke Uganda untuk Tekan Defisit Perdagangan
SUARAMERDEKASOLO.COM – Pemerintah Indonesia menegaskan komitmennya untuk memperkuat kerja sama dagang dengan Uganda. Hal ini menyusul defisit perdagangan yang masih terjadi antara kedua negara. Wakil Menteri Perdagangan Dyah Roro Esti mengungkapkan, nilai ekspor Indonesia ke Uganda masih rendah dibandingkan nilai impornya.
Sepanjang Januari hingga April 2025, ekspor Indonesia ke Uganda tercatat sebesar US$ 8,4 juta. Pada periode yang sama, Indonesia mengimpor produk dari Uganda senilai US$ 44,39 juta. Angka ini menunjukkan selisih negatif sebesar US$ 35,97 juta.
UMKM Jadi Prioritas Penguatan Ekspor
Dalam Indonesia–Uganda Business Forum 2025 yang berlangsung Kamis (10/7) di Jakarta, Dyah Roro menyampaikan strategi pemerintah. Ia mengatakan, Kementerian Perdagangan menargetkan peningkatan ekspor melalui pelibatan pelaku UMKM.
“Kami ingin produk UMKM Indonesia memiliki daya saing tinggi dan mampu masuk pasar global. Uganda termasuk salah satu target pasar yang potensial,” ujar Dyah Roro dalam pernyataan tertulis, Sabtu (12/7/2025).
Ia menambahkan, pemerintah mendorong Ekspor UMKM untuk meningkatkan kualitas produk dan memahami kebutuhan pasar luar negeri. Pemerintah juga akan memperluas akses pasar melalui kerja sama dagang dan promosi internasional.
Tren Perdagangan Mengarah Positif
Meski neraca masih defisit, tren perdagangan antara Indonesia dan Uganda menunjukkan peningkatan. Pada 2020, total nilai perdagangan kedua negara hanya US$ 8,9 juta. Namun, pada awal 2025, angkanya melonjak menjadi US$ 52,8 juta.
Kementerian Perdagangan menilai kenaikan tersebut sebagai peluang yang harus dimaksimalkan. Mereka berfokus pada peningkatan ekspor produk bernilai tambah.
Produk Potensial untuk Pasar Uganda
Indonesia memiliki banyak produk yang berpotensi mengisi pasar Uganda. Beberapa di antaranya adalah makanan dan minuman olahan, produk herbal, furnitur, tekstil, kosmetik, serta hasil pertanian dan perikanan.
Menurut Dyah Roro, produk-produk tersebut memiliki nilai kompetitif dari sisi harga dan kualitas. UMKM hanya perlu penguatan di sisi kemasan, distribusi, serta akses ke buyer luar negeri.
Kemendag juga mendorong partisipasi UMKM dalam berbagai forum bisnis internasional. Salah satu upayanya adalah mengikutsertakan mereka dalam pameran, misi dagang, dan pelatihan ekspor.
Kolaborasi Jadi Kunci
Pemerintah mengajak pelaku usaha, asosiasi, dan swasta untuk bersinergi. Tujuannya adalah menciptakan ekosistem ekspor yang kuat dan berkelanjutan. Selain itu, efisiensi logistik dan kemudahan akses informasi pasar juga masuk dalam fokus strategi pemerintah.
“Dengan kerja sama yang solid, kita bisa perkuat ekspor dan kurangi ketergantungan pada impor,” tegas Dyah Roro.