Rusia Peringatkan Bahaya Nuklir, Konflik Israel-Iran Semakin Memburuk
SUARAMERDEKASOLO.COM – Ketegangan antara Israel dan Iran kembali memicu kekhawatiran dunia. Rusia secara terbuka menyampaikan peringatan serius terkait ancaman terhadap fasilitas nuklir Iran. Wakil Menteri Luar Negeri Rusia, Sergey Ryabkov, menyebut situasi ini sangat rawan, terutama bagi Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) Bushehr.
Menurut Ryabkov, hingga kini memang belum terlihat kerusakan berarti. Namun, hal itu lebih karena keberuntungan semata. Risiko kerusakan tetap tinggi dan bisa terjadi kapan saja jika konflik terus berlanjut.
“Konflik bersenjata ini harus segera dihentikan agar tidak menimbulkan bencana lebih besar,” tegasnya.
Serangan Israel Masih Berlangsung
Pada Jumat dini hari, Israel melancarkan serangan militer bertajuk Rising Lion. Aksi ini bertujuan menghambat serangan balasan dari Iran dan menghentikan dugaan pengembangan senjata nuklir.
Selama ini, baik Israel maupun Amerika Serikat menyuarakan kekhawatiran tentang ambisi nuklir Iran. Mereka menilai, aktivitas Iran bisa mengarah pada pengembangan senjata berbahaya yang mengancam stabilitas kawasan.
Rusia dan IAEA Pantau Fasilitas Nuklir
Rusia terlibat langsung dalam pembangunan PLTN Bushehr dan terus memantau situasi dengan cermat. Negara tersebut juga menyuplai uranium yang digunakan di fasilitas itu.
Di sisi lain, Badan Energi Atom Internasional (IAEA) turut memantau dampak serangan terhadap fasilitas nuklir Iran. Rafael Grossi, Direktur Jenderal IAEA, menjelaskan bahwa radiasi di fasilitas Natanz masih dalam batas aman.
“Tidak ada peningkatan tingkat radiasi di sekitar fasilitas. Kondisi masih terkendali,” ujarnya.
Namun, Grossi juga mengakui adanya kontaminasi di dalam fasilitas. Ia menekankan pentingnya transparansi dari pihak Iran agar dunia internasional dapat segera mengambil langkah bila kondisi memburuk.
Harapan Terakhir: Diplomasi
Rusia berharap semua pihak dapat menahan diri dan segera mengakhiri serangan. Konflik yang dibiarkan berlarut-larut berpotensi meluas ke negara lain, terutama dengan banyaknya pangkalan militer di kawasan tersebut.
Jika tidak ada upaya damai, risiko bencana global akan terus meningkat.