Apa yang Terjadi dengan Fate/Zero Setelah Peristiwa di Fate/stay night

suaramerdekasolo.com – Fate/Zero, sebagai prekuel dari Fate/stay night, mengungkapkan banyak aspek penting dari lore dan karakter yang membentuk dunia Fate.

Dalam artikel ini, kita akan mengeksplorasi hubungan antara kedua seri, menganalisis nasib karakter, dan mempertimbangkan tema-tema yang berlanjut dari Fate/Zero ke Fate/stay night.

Latar Belakang Cerita

Fate/Zero terjadi selama Perang Cawan Suci ke-4, di mana tujuh Master dan Servant berkompetisi untuk menguasai Holy Grail, yang dijanjikan dapat memenuhi satu keinginan. Di pusat cerita ini adalah Kiritsugu Emiya, seorang pemburu penyihir yang berusaha mendapatkan Holy Grail untuk mewujudkan cita-cita idealnya: menciptakan dunia tanpa perang.

Keputusan dan tindakan Kiritsugu selama perang ini memiliki dampak besar, tidak hanya bagi dirinya sendiri tetapi juga untuk generasi berikutnya, termasuk putranya, Shirou Emiya.

Fate/stay night, di sisi lain, terjadi sepuluh tahun setelah peristiwa Fate/Zero, berfokus pada Perang Cawan Suci ke-5 dan karakter-karakter baru seperti Shirou, yang tidak hanya menghadapi tantangan untuk mendapatkan Holy Grail tetapi juga berurusan dengan warisan ayahnya.

Karakter dan Nasib Mereka

Kiritsugu Emiya

Kiritsugu adalah karakter yang kompleks, diliputi oleh keputusan yang sulit dan tragedi. Di akhir Fate/Zero, setelah kehilangan banyak orang terkasih, termasuk Saber, ia menghadapi dilema moral yang mendalam. Pilihan-pilihan Kiritsugu mengarah pada keputusan untuk menghancurkan Holy Grail ketika ia menyadari bahwa kekuatan tersebut akan membawa lebih banyak penderitaan. Ini menciptakan latar belakang emosional bagi Shirou, yang tumbuh dengan prinsip-prinsip yang berbeda namun terpengaruh oleh warisan ayahnya.

Shirou Emiya

Shirou, sebagai protagonis utama di Fate/stay night, berusaha mewujudkan idealisme yang mungkin bertentangan dengan prinsip ayahnya. Meskipun Kiritsugu berusaha mencapai tujuan mulia, metodenya sering kali kejam dan pragmatis. Shirou, yang lebih berfokus pada menyelamatkan orang lain dan menghindari kekerasan, berusaha untuk mengatasi bayang-bayang ayahnya, meskipun ia sering menemukan dirinya berada dalam situasi yang sama.

Saber

Saber, yang merupakan Artoria Pendragon, adalah karakter kunci dalam kedua seri. Dalam Fate/Zero, kita melihat latar belakangnya sebagai raja dan beban yang ia bawa sebagai pemimpin. Di Fate/stay night, Saber berfungsi sebagai Servant Shirou dan melambangkan perjuangan antara idealisme dan kenyataan. Kisah Saber mencerminkan tema pengorbanan dan kekuasaan, yang semakin menambah kedalaman cerita.

Tokoh Lain

Karakter seperti Kirei Kotomine dan Gilgamesh juga memiliki perkembangan yang signifikan. Kirei, yang merupakan antagonis utama di Fate/Zero, terus memainkan peran sentral dalam Fate/stay night, di mana dia menguji keyakinan dan niat Shirou. Gilgamesh, sebagai Servant, mewakili sisi gelap dari keinginan dan ambisi manusia, yang berulang kali berkonflik dengan nilai-nilai Shirou.

Tema yang Berlanjut

Moralitas dan Konsekuensi

Salah satu tema yang paling mencolok dalam kedua seri adalah moralitas dan konsekuensi dari tindakan. Kiritsugu membuat keputusan berdasarkan apa yang ia yakini sebagai “kebaikan tertinggi,” tetapi sering kali melibatkan pengorbanan yang besar. Hal ini menjadi pelajaran penting bagi Shirou, yang berusaha menemukan jalan sendiri sambil menghadapi berbagai tantangan moral.

Pengorbanan

Pengorbanan adalah tema utama yang terjalin dalam kedua cerita. Kiritsugu berkorban banyak untuk mencapai tujuannya, termasuk kehilangan banyak orang yang dicintainya. Di Fate/stay night, Shirou menghadapi dilema serupa, berjuang untuk menyelamatkan orang lain sambil mempertaruhkan hidupnya sendiri. Kesediaan untuk berkorban menjadi bagian dari identitas mereka dan mengeksplorasi pertanyaan tentang apa artinya menjadi pahlawan.

Harapan dan Despair

Keduanya juga mengeksplorasi harapan dan keputusasaan. Kiritsugu memasuki Perang Cawan Suci dengan harapan untuk menciptakan dunia yang lebih baik, tetapi pada akhirnya, ia mengalami keputusasaan ketika menyadari bahwa semua usahanya mungkin sia-sia. Shirou, di sisi lain, berjuang untuk mempertahankan harapan meskipun banyak tantangan dan kehilangan.

Kesimpulan

Fate/Zero dan Fate/stay night saling melengkapi dalam menciptakan narasi yang kompleks dan mendalam. Fate/Zero memberikan latar belakang emosional dan moral yang membentuk karakter-karakter di Fate/stay night, menciptakan dinamika yang kaya dan menarik.

Nasib Kiritsugu, Shirou, dan Saber menggambarkan bagaimana pilihan dan konsekuensi dapat membentuk jalan hidup seseorang, menjadikan keduanya lebih dari sekadar cerita pertempuran, tetapi juga eksplorasi mendalam tentang kemanusiaan dan moralitas.

Dengan kedalaman tema dan karakter yang kuat, Fate/Zero dan Fate/stay night terus memikat penggemar, mempertanyakan makna dari kekuatan, harapan, dan pengorbanan di tengah dunia yang penuh konflik.