suaramerdekasolo.com – Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Kota Solo tahun 2024 menghadapi tantangan serius. Salah satu sorotan utama datang dari kategori pendapatan lain-lain yang sah, yang hingga saat ini baru terealisasi sebesar 2,6 persen. Angka ini jauh dari harapan dan memicu kekhawatiran mengenai keberlangsungan program-program yang bergantung pada sumber pendanaan tersebut.
Pemerintah Kota Solo sebenarnya telah merancang APBD 2024 dengan harapan mampu mendorong pertumbuhan ekonomi dan pelayanan publik. Namun, rendahnya realisasi pada komponen pendapatan lain-lain menunjukkan adanya kendala signifikan, baik dari sisi pengelolaan maupun dari sumber perolehan pendapatan itu sendiri.
Kategori “pendapatan lain-lain yang sah” biasanya mencakup dana hibah, penerimaan dari Badan Layanan Umum Daerah (BLUD), dan pemasukan sah lain di luar pajak serta retribusi. Saat realisasinya mandek di angka 2,6%, otomatis pemerintah daerah harus berpikir keras untuk menutupi kekurangan dengan efisiensi belanja, penguatan sumber pendapatan asli daerah (PAD), atau menggali alternatif pembiayaan.
Kondisi ini tentu memengaruhi program-program prioritas yang sudah direncanakan. Sejumlah proyek pengembangan infrastruktur, bantuan sosial, hingga peningkatan layanan publik bisa terhambat bila kekurangan anggaran terus berlanjut. Oleh karena itu, pemerintah daerah perlu segera melakukan evaluasi dan mengambil langkah strategis untuk memperbaiki performa pendapatan.
Masyarakat pun berharap agar situasi ini tidak mengganggu pelayanan publik yang selama ini berjalan baik. Transparansi, percepatan proses administrasi, dan optimalisasi potensi ekonomi lokal bisa menjadi solusi untuk mendorong peningkatan pendapatan di sisa tahun anggaran.
Solo tidak boleh terlena. Dengan sisa waktu yang ada, pemkot harus bergerak cepat agar APBD 2024 tidak sekadar dokumen, tetapi benar-benar berdampak bagi kesejahteraan warganya.