suaramerdekasolo.com – Seorang ibu muda dengan inisial KL, berusia 23 tahun, dari Kecamatan Pesantren, Kota Kediri, baru-baru ini terlibat dalam insiden yang nyaris berujung pada tragedi di Jembatan Bandar Ngalim. KL, yang diduga berniat mengakhiri hidupnya dengan melompat dari jembatan bersama anak balitanya, berhasil dihentikan berkat reaksi cepat dari warga lokal dan kepolisian.
Detail Insiden:
- Prevensi oleh Warga Lokal:
- Respons cepat dari warga sekitar berhasil menggagalkan niat KL untuk melompat dari jembatan, memastikan keselamatan dirinya dan anaknya.
- Intervensi Kepolisian:
- Petugas kepolisian yang diberitahu mengenai upaya bunuh diri tersebut segera tiba di tempat kejadian untuk mengamankan kondisi.
- Prosedur Penanganan:
- Setelah insiden, KL dan anaknya dibawa ke Markas Komando Polres Kediri Kota. Menurut AKP Andhini, Kasat Lantas Polres Kediri Kota, barang-barang pribadi seperti sepeda motor, ponsel, dan dompet milik KL juga diamankan di lokasi.
- Penghubungan Keluarga:
- Petugas kepolisian berusaha menghubungi keluarga KL untuk datang ke Mako Polres Kediri Kota, sementara anaknya dibantu menenangkan diri dengan bermain di ruang bermain SPKT.
- Pernyataan KL:
- KL enggan memberikan keterangan mendetail dan hanya menginformasikan bahwa ia menghadapi masalah keluarga. Polisi berupaya menggali informasi lebih lanjut mengenai motif di balik percobaan bunuh diri itu, namun hanya mendapatkan informasi bahwa suaminya sedang bekerja di luar kota.
Respons Polisi di Lokasi:
AKP Andhini menjelaskan bahwa saat dua petugas Polantas, Briptu Ady Bondan Prakoso dan Briptu Sandy Yuda, tiba di lokasi, mereka langsung bertindak cepat dengan menarik KL dan anaknya dari tepi jembatan untuk mencegah terjadinya tragedi.
Implikasi Sosial:
Insiden ini menarik perhatian dan menimbulkan kekhawatiran di kalangan pengguna jalan yang melintas di Jembatan Bandar Ngalim, menekankan pentingnya peranan komunitas dan kepolisian dalam menghadapi situasi darurat.
Insiden ini menggarisbawahi pentingnya intervensi komunitas dan responsivitas kepolisian dalam menghadapi keadaan darurat. Hal ini juga menunjukkan perlunya dukungan keluarga dan profesional kesehatan mental dalam membantu individu mengatasi masalah pribadi yang dapat berujung pada keputusan berisiko tinggi.