WONOGIRI, suaramerdekasolo.com – Budidaya tanaman porang semakin naik daun. Permintaan umbi porang sangat tinggi, sehingga harga umbi basahnya bisa mencapai Rp 7.000-15.000 per kilogram. Ketika sudah dirajang dan dikeringkan menjadi chip porang, harganya bisa sampai Rp 55.000-65.000 per kilogram.
Selain umbinya bernilai ekonomi tinggi, harga katak porang juga luar biasa. Katak porang adalah buah yang tumbuh di antara batang tanaman porang. Katak bisa dijadikan bibit tanaman porang.
Teguh Subroto, kepala Desa Jatisari, Kecamatan Jatisrono, Kabupaten Wonogiri mengungkapkan, harga katak porang mencapai Rp 180.000 per kilogram. Bahkan ada yang mencapai Rp 220.000 per kilogram. “Katak ini bisa menjadi bibit tanaman porang,” ujarnya.
Dia menjelaskan, tanaman porang bisa menghasilkan katak setelah umurnya dua tahun. Katak tersebut hanya bisa dipanen setelah jatuh sendiri dari tangkainya. “Kalau dipetik, nanti jadi busuk. Harus jatuh sendiri, nanti dipunguti setelah jatuh ke tanah,” ujarnya.
Katak yang dipanen sebenarnya dapat langsung ditanam sebagai bibit. Namun, pertumbuhannya akan lebih bagus jika katak tersebut disemai terlebih dahulu. “Setelah katak bertunas, baru ditanam. Pertumbuhannya bisa lebih bagus,” terang Teguh yang telah menanam porang di lahan seluas 5.000 meter persegi tersebut.
Umbi porang bisa dipanen ketika berusia dua tahun. Tetapi, beberapa petani terkadang juga menggunakan umbi muda sebagai bibit tanaman porang. “Kalau umbi (yang dipakai untuk bibit) sudah sebesar telur, porang bisa dipanen setelah berumur satu tahun. Kalau umbinya sudah sebesar kepalan tangan, porang bisa dipanen setelah enam bulan,” katanya.