suaramerdekasolo.com – Setelah ditutup selama tiga pekan akibat merebaknya Penyakit Mulut dan Kuku (PMK), seluruh pasar hewan di Kabupaten Wonogiri resmi dibuka kembali pada Jumat (24/1/2025). Penutupan sebelumnya dilakukan sebagai langkah pencegahan penyebaran penyakit yang menyerang hewan ternak di wilayah tersebut.
Meski sudah beroperasi, aktivitas di hari pertama masih jauh dari normal. Salah satu contohnya adalah Pasar Hewan Wuryantoro, yang memiliki kapasitas hingga 400 ekor sapi. Namun, hanya empat ekor sapi yang dibawa masuk untuk diperdagangkan pada pembukaan tersebut.
Wahyu Widayati, Kepala Dinas Perdagangan, Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah (Disdag dan KUKM) Wonogiri, menjelaskan bahwa tingkat keterisian pasar di hari pertama sangat minim, yakni hanya sekitar 1 persen.
“Sejak pagi hujan turun, jadi cuaca kurang mendukung. Hanya ada empat ekor sapi yang datang, semuanya sudah melalui proses skrining oleh petugas,” ujar Wahyu.
Menurutnya, minimnya jumlah sapi yang diperdagangkan disebabkan oleh dua faktor utama. Pertama, sebagian besar masyarakat belum mengetahui bahwa pasar hewan sudah kembali dibuka. Kedua, beberapa pemilik ternak masih khawatir sapinya berisiko tertular PMK atau tidak laku terjual.
Dari empat ekor sapi yang masuk pasar, hanya satu ekor yang berhasil terjual. Sapi betina yang dalam kondisi gemuk ini dibeli oleh seorang jagal asal Boyolali dengan harga Rp13.800.000, harga yang dianggap masih dalam kondisi normal. Sementara itu, tiga sapi lainnya tidak laku terjual dan dibawa pulang oleh pemiliknya.
“Biasanya, di situasi normal, pasar ini bisa menampung sekitar 300 ekor sapi. Kami berharap, seiring waktu, aktivitas pasar hewan kembali pulih,” tambah Wahyu.
Untuk memastikan keamanan dan kesehatan ternak, petugas Dinas Pertanian dikerahkan di lokasi untuk melakukan pemeriksaan ketat terhadap sapi yang masuk ke pasar. Setiap sapi harus dipastikan bebas dari PMK. Selain itu, kendaraan pengangkut ternak dan area pasar disemprot dengan disinfektan secara rutin.
Prosedur pembersihan dan desinfeksi juga dilakukan setelah pasar selesai beroperasi. Langkah ini diharapkan dapat mencegah penyebaran PMK lebih lanjut sekaligus memberikan rasa aman bagi pedagang dan pembeli.
Wahyu berharap aktivitas pasar hewan bisa kembali menggeliat, mengingat keberadaan pasar ini memiliki dampak ekonomi yang signifikan. Aktivitas pasar hewan tidak hanya berdampak pada para peternak dan pedagang ternak, tetapi juga memberikan manfaat ekonomi bagi masyarakat sekitar, seperti pedagang kecil dan jasa angkutan.
Sebagai informasi, seluruh pasar hewan di Wonogiri sebelumnya ditutup sejak 3 Januari 2025 untuk mencegah penularan PMK yang sempat merebak. Pembukaan kembali pada 24 Januari menjadi awal bagi pemulihan aktivitas perdagangan ternak di wilayah tersebut.
Dengan pembukaan ini, diharapkan pasar hewan Wonogiri dapat kembali menjadi pusat aktivitas ekonomi yang hidup, sambil tetap menjaga kesehatan dan keamanan ternak.
suaramerdekasolo.com - Polresta Solo berhasil membongkar kasus pencurian dengan modus ganjal ATM yang terjadi di…
suaramerdekasolo.com - Sebanyak 15 wahana permainan untuk anak-anak dan 60 stan UMKM turut memeriahkan tradisi…
suaramerdekasolo.com - Sebuah truk fuso pengangkut kertas mengalami kecelakaan setelah as-nya patah, tepat di atas…
suaramerdekasolo.com - Polres Karanganyar berhasil menangkap PSA, yang juga dikenal dengan nama Putri Aqueena, seorang…
suaramerdekasolo.com - Kasus dugaan penipuan dan penggelapan yang melibatkan PT Sinar Grafindo Grup dan PT…
suaramerdekasolo.com - Satresnarkoba Polres Boyolali berhasil mengungkap jaringan peredaran narkoba jenis sabu dengan total barang…