Kepemimpinan Junta Myanmar di Tengah Spekulasi Ketidakhadiran dan Serangan

suaramerdekasolo.com – Dalam situasi yang dinamis, Myanmar terus mengalami ketegangan politik dan militer. Pihak junta militer, yang memegang kendali sejak kudeta pada tahun 2021, terlibat perseteruan berkelanjutan dengan milisi etnis yang mendukung demokrasi. Seiring konflik berlanjut, pertanyaan muncul mengenai stabilitas dan eksistensi kepemimpinan junta itu sendiri.

Pemimpin Junta Militer Myanmar Menghilang dari Sorotan Publik

Media lokal Irrawaddy melaporkan bahwa pemimpin tertinggi junta, Jenderal Min Aung Hlaing, tidak hadir dalam perayaan penting Festival Thingyan, suatu acara yang biasanya dihadiri oleh tokoh-tokoh penting. Keberadaannya menjadi tanda tanya setelah serangan roket yang dilancarkan oleh pasukan perlawanan terhadap kota Pyin Oo Lwin di Mandalay, yang merupakan pusat akademi militer. Hanya istrinya yang terlihat hadir, mewakili sang Jenderal, dengan alasan yang diberikan adalah sakit kaki.

Wakil Kepala Junta Juga Menghilang Pasca-Serangan

Wakil Kepala Junta Myanmar, Soe Win, tidak terlihat di depan publik selama lebih dari dua minggu, memicu spekulasi bahwa ia mungkin terluka parah dalam serangan drone yang dilakukan oleh pasukan perlawanan. Meskipun ada klaim dari pasukan perlawanan bahwa Soe Win berada di markas Komando Tenggara di Mawlamyine selama serangan tersebut, tidak ada pengumuman resmi yang muncul di media pemerintah.

Spekulasi Mengenai Kondisi dan Posisi Wakil Kepala Junta

Media Myanmar menyebutkan bahwa ketidakhadiran istri Soe Win dalam perayaan di Naypyitaw menambah spekulasi tentang kesibukannya merawat suami yang terluka. Soe Win sendiri terakhir kali terlihat mengunjungi kota garnisun Ba Htoo di negara bagian Shan selatan pada tanggal 3 April. Menurut juru bicara pasukan milisi anti-junta, Soe Win diduga mengalami luka parah karena tertimpa balok saat serangan.

Kontradiksi Informasi dari Juru Bicara Junta

Di hadapan pers, juru bicara junta, Mayor Jenderal Zaw Min Tun, menyatakan bahwa Soe Win menjalankan tugasnya seperti biasa dan menyanggah informasi bahwa Soe Win menerima perawatan akibat cedera dari serangan drone.

Rumor Politik Internal dan Potensi Pembersihan

Laporan lain menunjukkan bahwa mungkin terjadi gesekan internal, dengan Soe Win yang diduga ‘dibersihkan’ oleh Min Aung Hlaing sebagai akibat dari serangkaian kekalahan militer. Dukungan terhadap Soe Win dari kalangan militer untuk mengambil alih kepemimpinan terus berkembang. Rumor ini diperkuat dengan penangkapan mantan Letnan Jenderal Myint Hlaing atas tuduhan korupsi menjelang Festival Thingyan, yang menambah spekulasi akan adanya upaya kudeta internal. Namun, klaim tersebut tidak dapat diverifikasi secara independen.