/AS Tangguhkan Visa Pelajar Asing, Pemeriksaan Medsos Diperketat
AS Tangguhkan Visa Pelajar Asing, Pemeriksaan Medsos Diperketat

AS Tangguhkan Visa Pelajar Asing, Pemeriksaan Medsos Diperketat

SuaraMerdekaSolo.com – Pemerintah Amerika Serikat di bawah Presiden Donald Trump kembali membuat kebijakan kontroversial. Kali ini, mereka menghentikan sementara penerbitan visa bagi calon pelajar asing yang ingin belajar di negeri Paman Sam. Langkah ini menjadi bagian dari strategi baru untuk memperketat pengawasan terhadap pendatang internasional.

Kedutaan dan Konsulat AS Diperintahkan Hentikan Proses Visa

Menteri Luar Negeri AS, Marco Rubio, secara langsung menginstruksikan seluruh kedutaan dan konsulat untuk menghentikan proses visa pelajar asing. Pemerintah ingin memastikan semua pemohon menjalani pemeriksaan ketat, termasuk melalui data digital mereka.

Kementerian Luar Negeri menyatakan bahwa mereka akan memanfaatkan seluruh informasi yang tersedia. Oleh karena itu, mereka juga tengah menyiapkan panduan baru terkait pemeriksaan media sosial pemohon visa. Panduan tersebut dijadwalkan rilis dalam beberapa hari mendatang.

Pemerintah AS Perluas Pemeriksaan Media Sosial

Langkah pengawasan media sosial ini bukan hal baru. Sejak 2019, AS memang sudah mewajibkan pemohon visa mencantumkan akun media sosial dalam formulir aplikasi mereka. Kini, aturan itu akan diperluas dan diperkuat agar otoritas bisa mendeteksi potensi risiko lebih awal.

Meskipun pihak Kementerian tidak membeberkan faktor penolakan visa secara spesifik, sinyalemen perluasan aturan ini mengindikasikan pendekatan yang jauh lebih ketat terhadap pelajar asing.

Ketegangan dengan Harvard Jadi Latar Belakang

Kebijakan baru ini muncul di tengah konflik antara Presiden Trump dan Universitas Harvard. Pemerintah sempat meminta Harvard menyerahkan data mahasiswa asing, termasuk riwayat kriminal mereka. Selain itu, Harvard juga diminta memperketat aksi protes di kampus sebagai buntut dari demo pro-Palestina tahun lalu.

Namun, Harvard menolak keras permintaan itu. Pihak universitas menilai kebijakan tersebut melanggar Amandemen Pertama Konstitusi AS. Sebagai respons, Presiden Trump mulai menahan bantuan dana federal dan mengancam akan mencabut status bebas pajak Harvard.

Tak berhenti di situ, Trump bahkan sempat melarang Harvard menerima mahasiswa asing. Walau demikian, pengadilan federal segera membatalkan larangan tersebut.

Visa Mahasiswa Dicabut, Protes Mengalir

Tak sedikit visa mahasiswa yang sudah dicabut. Pada Maret lalu, Marco Rubio menyebut bahwa lebih dari 300 visa pelajar telah dibatalkan. Salah satu korbannya adalah Rumeysa Ozturk, mahasiswi doktoral di Tufts University. Dugaan pencabutan visanya berkaitan dengan esai yang ia tulis tentang hak-hak Palestina.

Langkah ini memicu kecaman. Sebab, banyak universitas di Amerika sangat bergantung pada mahasiswa asing yang membayar biaya kuliah penuh. Selain sebagai sumber pendapatan, kehadiran mereka juga memperkaya keberagaman dan reputasi akademik kampus.

Dampak Besar Bagi Dunia Pendidikan

Dengan adanya kebijakan ini, banyak pelajar internasional terpaksa menunda impiannya untuk belajar di AS. Apalagi, proses pengajuan visa yang rumit dan pemeriksaan yang lebih ketat membuat kesempatan mereka semakin terbatas.

Untuk itu, calon pelajar yang berniat menempuh pendidikan di AS disarankan lebih berhati-hati dalam aktivitas media sosial dan mengikuti perkembangan aturan terbaru dari kedutaan.