Festival Pacu Jalur Viral, Netizen Desak Kementerian Pariwisata Bergerak Cepat
SUARAMERDEKASOLO.COM – Festival Pacu Jalur kini menjadi sorotan hangat di media sosial. Tradisi budaya dari Kabupaten Kuantan Singingi (Kuansing), Riau, itu viral setelah penari cilik di ujung perahu tampil dengan gaya tarian “aura farming” yang banyak ditiru oleh pengguna internet.
Selain itu, Pacu Jalur bukan sekadar lomba dayung. Festival ini mencerminkan nilai gotong royong, semangat kebersamaan, dan spiritualitas masyarakat setempat. Setiap tahun, warga Kuansing secara konsisten menyelenggarakan acara ini di Sungai Kuantan. Bahkan, sejak 2014, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi menetapkan Pacu Jalur sebagai Warisan Budaya Takbenda Indonesia.
Namun demikian, meski popularitasnya melonjak, banyak netizen menilai Kementerian Pariwisata belum merespons secara optimal momen emas ini.
Netizen Kritisi Menteri Pariwisata, Momentum Viral Belum Dimanfaatkan Maksimal
Misalnya, akun @n****i di platform X mempertanyakan apakah Menteri Pariwisata Widiyanti Putri Wardhana menyadari potensi promosi besar dari tren viral ini.
“Pacu Jalur sudah viral level dewa. Semua orang ikut joget aura farming, mulai dari akun besar hingga netizen biasa. Bulan depan festivalnya digelar. Kalau mau dorong wisata, sekarang adalah waktunya!” tulisnya pada Senin, 7 Juli 2025.
Selain itu, warganet lain juga berharap pemerintah segera memanfaatkan tren ini untuk meningkatkan kunjungan wisatawan. Mereka khawatir jika hanya berakhir pada pemberitaan tanpa langkah nyata, popularitas acara akan cepat redup.
Infrastruktur Masih Jadi Sorotan Utama
Di sisi lain, banyak komentar menyoroti infrastruktur yang belum memadai. Mereka menilai akses jalan menuju Kuansing dan fasilitas tribun penonton perlu segera diperbaiki.
Akun @sny** menegaskan,
“Pak Sandiaga Uno pernah berkunjung ke sana. Namun, menteri sekarang belum terlihat aksi nyata. Fokus saja dulu pada dua hal: perbaiki jalan akses ke Kuansing dan tribun penonton. Itu sudah cukup. Bisakah mereka mewujudkannya?”
Selain itu, akun @bsl** mengkritik ketidakhadiran Festival Pacu Jalur dalam agenda promosi nasional seperti Visit Taluk Kuantan. Padahal, tradisi ini sudah berlangsung lama dan selalu menarik banyak perhatian. Festival Pacu Jalur tahun ini akan berlangsung pada 20–25 Agustus 2025. Festival ini rutin menyedot ribuan penonton setiap tahunnya.
Oleh karena itu, saat momen viral tengah membawa nama Pacu Jalur ke kancah global, masyarakat berharap pemerintah tidak tinggal diam. Mereka mendesak Kementerian Pariwisata untuk segera bergerak cepat. Dengan promosi intensif dan perbaikan infrastruktur, Pacu Jalur berpotensi menjadi event wisata unggulan nasional.
Pacu Jalur bukan hanya warisan budaya, tetapi juga peluang besar dalam pengembangan pariwisata. Ketika dunia maya telah memberi perhatian, sudah sepatutnya pemerintah membalas dengan langkah nyata dan konkret.
