Ambruknya Ponpes Al Khoziny di Sidoarjo: Satu Santri Tewas, Puluhan Luka-Luka
Sidoarjo,Suaramerdekasolo.com – Musibah menimpa Pondok Pesantren (Ponpes) Al Khoziny di Desa Buduran, Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur. Bangunan tiga lantai ponpes tersebut ambruk saat proses pengecoran bagian atas pada Senin (30/9/2025). Ratusan santri berhasil dievakuasi, sementara satu orang meninggal dunia akibat tertimpa reruntuhan.
Ratusan Santri Jadi Korban
Polsek Buduran mencatat sebanyak 84 santri terdampak insiden ini. Para korban langsung dibawa ke tiga rumah sakit berbeda, yakni RSUD Sidoarjo, RS Delta Surya, dan RSI Siti Hajar.
Di RSUD Sidoarjo, 34 santri dirawat, dengan rincian 26 mengalami luka ringan dan delapan mengalami luka berat. Sementara itu, RSI Siti Hajar merawat 45 korban, dan RS Delta Surya menangani empat korban lainnya.
Dari total korban tersebut, satu santri bernama Alfian Ibrahim (11), asal Bangkalan, Madura, meninggal dunia di RSI Siti Hajar. Petugas masih melakukan evakuasi karena diduga masih ada santri yang terjebak di bawah puing-puing bangunan.
Humas RSI Siti Hajar, Erli Mawar Nuraini, menjelaskan sejumlah pasien sudah diperbolehkan pulang setelah menjalani perawatan. “Hingga Senin sore, sekitar 20 pasien kami pulangkan,” ujarnya.
Kesaksian Santri yang Selamat
Salah satu santri, Muhammad Rijalul Qoib (13), asal Sampang, mengaku masih syok setelah selamat dari insiden tersebut. Ia menceritakan detik-detik bangunan roboh ketika sebuah truk langsung mengecor bagian atas tanpa bertahap.
“Truk itu langsung ngecor penuh di bagian paling atas, tidak setengah-setengah. Tiba-tiba langsung ambruk, terutama di bagian tengah,” tuturnya.
Menurut Rijalul, saat itu ratusan santri sedang bersiap salat Asar di lantai pertama. Tiba-tiba terdengar suara batu berjatuhan, makin lama makin keras. Ia mencoba menyelamatkan diri, tetapi sempat tertimpa reruntuhan atap di bagian wajah.
“Saya mau lari ke tempat wudhu, tapi atap jatuh kena muka saya. Untung masih ada celah, lalu ada orang yang menunjuk jalan keluar. Saya ikuti arahnya dan berhasil keluar,” ujarnya.
Hingga kini, Rijalul masih belum mengetahui kondisi teman-temannya. Ia juga belum sempat menghubungi orang tua terkait insiden yang menimpanya.
Pengasuh Ponpes Buka Suara
Pengasuh Ponpes Al Khoziny, KH Abdus Salam Mujib, mengungkapkan bangunan yang ambruk itu sedang dalam tahap akhir pembangunan. Pengecoran dilakukan di bagian paling atas atau dek.
“Ini sebenarnya pengecoran terakhir. Bangunan sudah hampir selesai, pembangunannya berjalan sekitar 9 sampai 10 bulan,” jelasnya.
Ia menyebut pengecoran dilakukan sejak pagi hingga siang. “Mungkin jam 12 sudah selesai. Tapi tiba-tiba jebol. Itu yang terjadi,” imbuhnya.
Peristiwa ini menambah daftar panjang tragedi ambruknya bangunan pendidikan akibat lemahnya kualitas konstruksi maupun pengawasan. Aparat masih menyelidiki penyebab pasti robohnya bangunan ponpes tersebut.
(ay)