Eskalasi Konflik: Peluncuran Roket Hamas dan Serangan Balasan Israel di Gaza

suaramerdekasolo.com – Konflik antara Israel dan Hamas terus memanas dengan Brigade Al-Qassam, sayap militer Hamas, yang meluncurkan roket ke Tel Aviv sebagai respons terhadap tindakan Israel di Jalur Gaza. Menurut laporan Aljazeera, delapan roket telah ditembakkan ke arah pusat Israel, termasuk Tel Aviv, sebagai bentuk balasan atas pembunuhan warga sipil Palestina oleh Israel.

Brigade Al-Qassam, melalui pernyataan di saluran pesan Telegram, menggambarkan serangan roket ini sebagai pembalasan atas “aksi pembantaian Zionis terhadap warga sipil Palestina.” Penyiaran terkait Hamas, Al-Aqsa TV, menyatakan bahwa roket-roket tersebut diluncurkan dari Jalur Gaza.

Di sisi lain, Israel Defence Forces (IDF) mengkonfirmasi bahwa sistem pertahanan udara mereka telah berhasil mengintersepsi roket-roket yang diluncurkan dari Gaza. Serangan ini memicu peringatan di seluruh Israel, dengan sirine peringatan serangan roket berbunyi di 30 lokasi, termasuk Tel Aviv, menandakan tingkat kewaspadaan yang tinggi.

IDF mengidentifikasi bahwa roket tersebut diluncurkan dari Rafah di Gaza selatan, yang berjarak sekitar 100 kilometer dari Tel Aviv. Israel telah menyatakan tujuannya untuk mengeluarkan para milisi Hamas dari persembunyian mereka di Rafah dan membebaskan sandera yang mungkin ditawan di wilayah tersebut. Namun, upaya tersebut telah mengakibatkan korban sipil dan kerusakan pada fasilitas sipil.

Menurut Reuters, petugas medis di Rafah melaporkan bahwa lima warga sipil Palestina telah tewas karena operasi militer Israel di wilayah tersebut. Meskipun Mahkamah Internasional (ICJ) di Den Haag telah memerintahkan Israel untuk melanjutkan operasinya, serangan-serangan tersebut telah menimbulkan banyak korban jiwa.

Menteri Pertahanan Israel, Yoav Gallant, mengumumkan peningkatan dalam operasi militer, mengatakan bahwa operasi gabungan di udara dan di darat akan bertujuan untuk membongkar batalion Hamas. Serangan ini merupakan tanggapan atas dugaan infiltrasi oleh milisi Hamas pada tanggal 7 Oktober 2023, yang menewaskan sekitar 1.200 orang dan menyandera lebih dari 250 orang di wilayah Israel.

Konflik ini telah mengakibatkan kematian lebih dari 36.000 orang sejak Oktober 2023, dengan pertempuran terjadi tidak hanya di Gaza selatan tetapi juga di area pengungsian di Jabaliya, Gaza utara. Situasi ini terus berkembang, menandai salah satu periode paling berdarah dalam sejarah konflik Israel-Palestina yang sudah berlarut-larut.