Rusia Serang Balik Ukraina Lewat Drone dan Rudal, Lima Tewas Termasuk Bayi
SuaraMerdekaSolo.com – Konflik bersenjata antara Rusia dan Ukraina kembali memanas setelah Moskow melancarkan serangan balasan besar-besaran menggunakan drone dan rudal ke berbagai wilayah Ukraina, Kamis (5/6) malam. Serangan itu menewaskan lima orang di kota Pryluky, Oblast Chernihiv. Korban termasuk istri, anak perempuan, dan cucu bayi dari seorang petugas pemadam kebakaran.
Serangan ini disebut sebagai respons langsung atas operasi drone Ukraina yang sebelumnya menghantam lima pangkalan udara Rusia pada hari Minggu. Ukraina mengklaim 41 pesawat, termasuk pengebom strategis berkemampuan nuklir, mengalami kerusakan atau hancur dalam serangan tersebut.
Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky membenarkan bahwa Rusia menargetkan rumah keluarga petugas pemadam kebakaran itu ketika sang ayah sedang berada di lokasi lain untuk merespons serangan sebelumnya. Menteri Dalam Negeri Ukraina Ihor Klymenko menyampaikan hal yang sama di kanal Telegram resminya. “Istrinya tewas. Putrinya, seorang polisi patroli, juga menjadi korban. Termasuk cucunya yang masih berusia satu tahun,” ujar Klymenko.
Serangan Skala Luas: 103 Drone dan Rudal Dilepaskan
Serangan Rusia tidak hanya menyasar Pryluky. Militer Moskow melepaskan total 103 unit drone dan rudal balistik ke berbagai wilayah, termasuk Donetsk, Kharkiv, Odesa, Sumy, Dnipropetrovsk, dan Kherson.
Di Kharkiv, pasukan Rusia menggempur kawasan pemukiman di Distrik Slobidskyi. Sedikitnya 19 orang terluka, termasuk empat anak dan seorang wanita lansia berusia 93 tahun. Serangan tersebut merusak tujuh gedung apartemen serta menghancurkan beberapa kendaraan pribadi. Salah satu drone bahkan menghantam lantai 17 sebuah apartemen bertingkat tinggi.
Menurut Wali Kota Kharkiv Ihor Terekhov, drone lain juga menghantam lantai pertama sebuah gedung di lokasi terpisah, merusak infrastruktur sekitar. Di kota yang sama, sebuah rudal Kh-35 menghantam kawasan sipil, meski tidak menimbulkan korban jiwa.
Moskow: Serangan Ini adalah Balasan
Rusia menyatakan bahwa serangan ini merupakan balasan atas apa yang mereka sebut sebagai agresi Ukraina di wilayah udara Moskow. Presiden Rusia Vladimir Putin sendiri, dalam percakapan telepon dengan Presiden AS Donald Trump, menyampaikan bahwa ia “harus merespons” serangan drone yang menyerang wilayah Rusia hingga ke jantung pangkalan militer.
Pemerintah Ukraina menamai operasi drone tersebut sebagai “Operasi Jaring Laba-laba”. Serangan ini diklaim sebagai salah satu penetrasi terdalam Ukraina ke wilayah Rusia sejak invasi besar-besaran dimulai.
Trump dan Putin Komunikasi, Tapi Belum Ada Solusi
Ajudan Kremlin Yuri Ushakov menyatakan bahwa Trump telah memberi tahu Putin bahwa Amerika Serikat tidak mengetahui rencana serangan drone tersebut. Meski percakapan mereka dinilai positif oleh Moskow, Trump mengakui bahwa pembicaraan itu belum mengarah pada perdamaian yang nyata.
Sementara itu, pemerintah Ukraina menuduh Rusia menggunakan jalur diplomasi untuk menunda tanggung jawab dan menghindari tekanan internasional. Sejumlah analis menyebut serangan balasan ini sebagai awal dari rangkaian pembalasan yang dijanjikan oleh Putin beberapa waktu lalu.
Ukraina Serukan Aksi Global
Pejabat tinggi Ukraina menyerukan agar dunia internasional meningkatkan tekanan terhadap Moskow. “Ini bukan hanya serangan, tapi kejahatan perang,” tegas Menteri Klymenko. Ia menekankan pentingnya akuntabilitas atas setiap nyawa yang hilang, baik di medan perang maupun di ruang sidang pengadilan internasional.
Zelensky juga menyerukan penguatan sanksi dan langkah tegas dari komunitas global. Ia menegaskan bahwa selama tidak ada konsekuensi nyata bagi Rusia, “mereka akan terus membunuh lagi.” ***