SUARAMERDEKASOLO.COM – Topik rabies sekarang banyak dibicarakan. Lebih spesifiknya, akhir-akhir ini ramai perbincangan di media sosial tentang bocah laki-laki berusia 5 tahun yang meninggal di Buleleng, Bali, setelah tertular rabies dari seekor anjing peliharaan.
Kemungkinan kematian akibat rabies telah dikonfirmasi oleh DR. Novie Homenta Rampengan, SpA(K), anggota Unit Kerja Koordinasi Infeksi dan Penyakit Tropis Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI).
Menurut Novie, rabies merupakan penyakit yang disebarkan oleh hewan yang pernah terpapar penyakit itu. Luka gigitan merupakan sarana penularan.
“Kebanyakan hewan, terutama anjing, memiliki virus Rabies yang tumbuh di kelenjar ludahnya. Namun, bisa juga terjadi pada monyet dan kucing, menurut Novie yang memberikan media briefing kepada IDAI pada Sabtu, 17 Juni 2023.
Menurut Novie, rabies bisa dihindari jika belum ada gejala yang muncul. 99,9% pasien yang mengalami gejala rabies meninggal karenanya.
“Tidak semua anjing yang menggigit itu terkena rabies, apa yang harus kita lakukan jika kita digigit anjing?”. Jadi, kita harus menjaga ketenangan, kata Novie.
Selain itu, ada beberapa hal yang harus langsung dilakukan untuk menghindari penyebaran virus rabies. Seperti langsung mencuci luka, misalnya.
Bila Tergigit, Cuci Luka Dengan Air Bersih
Menurut Novie, hal pertama yang bisa dilakukannya adalah membasuh lukanya dengan air sabun mengalir selama sepuluh hingga lima belas menit.
“Air mengalir digunakan untuk membersihkan luka, air harus bergerak agar virus rabies hilang. Virus akan tetap ada jika hanya menggunakan air baskom. Kemudian harus menggunakan air sabun selama 10 sampai 15 menit, menurut Novie.
Pergi Ke Fasilitas Kesehatan Usai Tergigit Sesegera Mungkin
Lebih lanjut Novie mengatakan, sangat penting untuk segera membawa korban yang bersangkutan ke fasilitas medis, seperti rumah sakit atau puskesmas.
Novie mendesak, “Bawa ke rumah sakit atau fasilitas kesehatan.”.
Ada beberapa faktor yang akan mempengaruhi bagaimana rabies dikelola. menilai tingkat keparahan luka gigitan untuk menentukan apakah daerah tersebut rentan terhadap kasus rabies atau tidak.
Menjilat pada luka terbuka adalah tanda cedera berisiko rendah. Lepuh dapat berkembang di tubuh, tangan, dan kaki akibat goresan atau gigitan.
Sebaliknya, luka berisiko tinggi adalah luka yang melibatkan mukosa, bahu, leher, wajah, kepala, jari tangan, kaki, atau alat kelamin. Selain itu, luka yang besar atau dalam.
Berikan Suntikan VAR Dan SAR Untuk Penanganan Rabies
Menurut Novie, luka yang diderita bisa dilihat dari perawatan yang diberikan setelah digigit.
“Lihat lukanya. Jika lukanya berisiko tinggi, kami yakin itu rabies. Kami akan memberikan serum rabies (SAR) dan vaksin rabies (VAR) padanya, menurut Novie.
Selain itu, penting untuk mengawasi hewan yang menggigit.
Kami menontonnya selama 10 hingga 14 hari. Jika sudah meninggal, periksa otaknya di laboratorium kesehatan kepala anjing untuk memastikan apakah terinfeksi virus rabies atau tidak, saran Novie.
Sangat Penting Untuk Melihat Status Daerah Gigitan
Menurut Novie, penting pula untuk melihat status daerah terjadinya gigitan.
“Kita perlu melihat bagaimana kondisi daerah gigitan sebelum menerima VAR dan SAR. Apakah rabies endemik di wilayah tersebut atau tidak,” ujar Novie.
Sebaiknya VAR dan SAR diberikan segera jika kasus rabies ditemukan untuk menghentikan penyakit agar tidak menimbulkan gejala.