KARANGANYAR, suaramerdekasolo.com – Dr Mohammad Taufik SH mendesak agar TNI menuntaskan masalah Organisasi Papua Merdeka (OPM) di Wamena yang sekarang bikin rusuh dan mengusir orang di luar asli Papua untuk menyingkir dari Papua.
‘’Konstitusi negeri ini jangan dibolak-balik, dengan ulah OPM yang justru memberontak karena ingin lepas dari NKRI. OPM yang ada di balik kerusuhan Wamena saat ini malah dikatakan sebagai Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) sehingga diserahkan pada polisi untuk menangani,’’ kata dia saat orasi di Monumen Jaten, Karanganyar, usai shalat Jumat, (4/10).
Di bawah terik panas matahari, sekitar 300-an warga muslimin yang tergabung dalam Lasykar Umat Islam Karanganyar mengadakan apel dan mendengarkan orasi dari para ahli dan ulama seperti Ustadz Suka Mujahid dari Majlis Mujahidin Indonesia, dan Ustadz Syamsudin Asrori.
Taufik yang pernah ikut dalam kancah jihad saat Ambon dilanda kerusuhan mengatakan, akibat terbolak-baliknya konstitusi itu, kini penanganan kerusuhan Wamena yang sudah mulai menimbulkan korban menjadi carut marut.
Polisi justru dikerahkan menangani pemberontak yang sudah jelas mengibarkan bendera selain merah putih yang berarti ingin mengibarkan negara sendiri. Sedangkan tentara yang dalam perundang-undangan bertugas menjaga kedaulatan negara malah sesumbar siapa yang menggagalkan pelantikan presiden akan berhadapan dengan TNI.
‘’Ini namanya kebalik. OPM yang mengibarkan bendera bintang kejora itu harusnya dihadapi TNI, sedangkan yang akan mengacaukan pelantikan presiden itu kelompok perusuh yang seharusnya dihadapi polisi, karena mengganggu ketertiban negara. Jangan membuat bingung masyarakat,’’ kata Taufik yang mengaku anak seorang tentara itu.
Berjihad
Karena kondisi yang terbolak-balik itu kini Aliansi Umat Islam bersatu dan berniat jihad untuk membantu rekan-rekannya yang dianiaya kelompok OPM di Wamena itu. Mereka siap diterjunkan ke medan jihad untuk membantu warga muslim yang diserang musuh perusuh OPM.
Mereka membuka pendaftaran sukarelawan untuk berjihad ke Wamena, dan juga membuka pendaftaran bagi warga yang berniat menyumbang harta benda untuk infaq kepada warga muslim di luar Papua yang kini diusir keluar Wamena oleh OPM.
Taufik mengingatkan agar pemerintah fokus dan menyelesaikan masalah Wamena sesuai proporsinya dan jangan malah kebalik-balik. Orang mengibarkan bendera hitam bertuliskan kalimah syahadat dipersoalkan, namun orang mengibarkan bendera bintang kejora didiamkan.
‘’Umat Islam menyumbangkan tenaga, pikirannya dan hartanya untuk NKRI jangan disalah-salahkan terus, dengan politik belah bambu yang menginjak satu serta mengangkat yang lain. NKRI harus ditegakkan sesuai proporsinya.
Gema takbir terus diteriakkan di tengah-tengah orasi tersebut. Sampai acara diakhiri shalat Ashar berjamaah di masjid Fatimah kompleks Munomen Jaten, tempat aliansi membuka pendaftaran berjihad ke Wamena.(Joko DH)
Editor : Budi Sarmun