suaramerdekasolo – Tim SAR gabungan telah memberikan penjelasan terkait penemuan mayat perempuan yang ditemukan mengapung di Pantai Long Pink Beach, Pulau Padar, Taman Nasional Komodo, Kabupaten Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur (NTT). Mayat tersebut diidentifikasi sebagai Juliani (32), warga Dusun Karuwu, Desa Nangawera, korban banjir bandang di Bima, Nusa Tenggara Barat (NTB).
Mayat Juliani ditemukan pada Kamis (6/2/2025) pagi oleh tim SAR gabungan yang terdiri dari unsur Polres Manggarai Barat, KSOP Mabar, Lanal Mabar, Polair Polres Mabar, dan KKP Manggarai Barat. Mayat tersebut dievakuasi menuju Rumah Sakit Siloam Labuan Bajo untuk penanganan lebih lanjut.
Berdasarkan hasil identifikasi oleh tim Indonesia Automatic Fingerprint Identification System (Inafis) Kepolisian Manggarai Barat, mayat tersebut dikonfirmasi sebagai Juliani. Identifikasi dilakukan dengan mengambil foto dari empat sudut berbeda dan merekam sidik jari. Proses identifikasi ini cukup sulit karena kondisi mayat yang sudah mulai membusuk, namun akhirnya berhasil diidentifikasi dengan metode cuka untuk mengungkapkan garis papilar pada jari yang telah terkelupas.
Juliani ditemukan sejauh 44 mil laut arah barat laut dari lokasi kejadian di Bima situs slot kamboja. Mayatnya dibawa menggunakan speedboat pada pukul 06.00 WITA menuju Pelabuhan Oi Tui, Kabupaten Bima, dan tiba pada pukul 08.28 WITA. Mayat kemudian diserahkan ke pihak keluarga.
Kepala Kantor SAR Mataram, Muhamad Hariyadi, mengatakan bahwa pencarian terhadap empat korban lainnya yang masih hilang terus dilakukan. Pencarian dilakukan di segala arah, baik melalui penyisiran aliran sungai maupun laut. Penyisiran juga dilakukan di beberapa titik yang dicurigai sebagai lokasi keberadaan korban.
Banjir bandang yang terjadi di Kecamatan Wera, Kabupaten Bima, pada Minggu (2/2/2025) telah menyebabkan kerusakan infrastruktur dan mengakibatkan korban jiwa. Tim SAR gabungan terus berupaya mencari korban yang masih hilang dengan menyisir sungai dan laut, meskipun terkendala oleh cuaca ekstrem seperti hujan deras dan gelombang tinggi.
Pemerintah setempat telah menetapkan status tanggap darurat bencana banjir bandang di Kecamatan Wera dan Ambalawi, dengan fokus pada pencarian korban dan pemenuhan kebutuhan dasar warga terdampak. Pemerintah juga telah mengerahkan alat berat untuk membersihkan jalan dan memperbaiki akses yang tertutup lumpur, serta mendirikan dapur umum untuk menyediakan makanan bagi warga terdampak.