suaramerdekasolo.com – Sebanyak 10 siswa dari SDN Dukuh 3 di Kelurahan Dukuh, Kecamatan Sukoharjo Kota, dilaporkan mengalami mual dan sakit perut setelah menyantap hidangan program Makan Bergizi Gratis (MBG) pada Kamis (16/1).
Insiden ini terjadi sekitar pukul 10.00 WIB, diduga disebabkan oleh ayam goreng tepung yang disajikan dalam menu makan siang. Kepala SDN Dukuh 3, Lilik, menjelaskan bahwa beberapa siswa mengeluhkan aroma yang kurang segar pada ayam yang disediakan.
“Anak-anak, terutama dari kelas 2 dan kelas 5, merasa mual dan sakit perut. Sepertinya ayam yang menjadi penyebabnya, karena ada bau yang tidak segar,” ujar Lilik kepada wartawan.
Penanganan Cepat dari Pihak SDN Dukuh 3
Dari total 200 siswa yang menerima program makan bergizi, hanya sekitar 10 anak yang mengalami gejala tersebut. Pihak sekolah segera bertindak dengan menghubungi Puskesmas setempat dan ahli gizi untuk menangani situasi.
“Alhamdulillah, semua anak dalam kondisi baik. Tim kesehatan datang langsung ke sekolah, memberikan obat, dan memantau kondisi mereka. Tidak ada yang dirawat atau dipulangkan,” tambahnya.
Menu yang Diduga Penyebab
Dalam program MBG yang dilaksanakan, menu yang disajikan mencakup nasi putih, oseng wortel dan kol, ayam crispy, tahu bacem, buah naga, dan susu. Namun, ayam crispy diduga menjadi sumber utama keluhan para siswa.
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Sukoharjo, Tri Tuti Rahayu, menyatakan bahwa langkah sigap telah diambil.
“Kami langsung melakukan pemeriksaan dan mendata siswa yang mengalami gejala bersama tim dari Puskesmas Sukoharjo Kota, dipimpin oleh dr. Kunari Mahanani. Anak-anak diberikan obat, dan kondisi mereka terus dipantau,” jelas Tri Tuti Rahayu.
Observasi dan Langkah Pencegahan
Kepala Puskesmas Sukoharjo, dr. Kunari Mahanani, menambahkan bahwa gejala yang dialami siswa tergolong ringan. “Sebagian besar hanya mengalami mual, muntah, dan pusing. Semua sudah ditangani di tempat, dan hasil observasi menunjukkan kondisi mereka membaik,” ungkapnya.
Sebagai langkah pencegahan, pihak penyelenggara program segera mengganti menu ayam dengan telur untuk makanan yang belum terdistribusi. “Dari data yang kami terima, total ada sekitar 50 siswa yang merasakan gejala serupa. Semua telah ditangani dengan baik,” pungkasnya.