Relokasi Darurat di Rusunawa Marunda: Tindakan Cepat Menghadapi Bangunan Berisiko

suaramerdekasolo.com – Pada September 2023, 500 unit di Rusunawa Marunda, khususnya di cluster C, tiba-tiba harus dikosongkan. Keputusan ini diambil menyusul penilaian dari Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) yang menyatakan bahwa lima bangunan di cluster tersebut tidak lagi layak huni.

Kepala Sub-Bagian Keuangan Unit Pengelola Rumah Susun (UPRS) II, Haposan, mengungkapkan, “Penilaian dari BRIN menjadi dasar utama pengosongan cluster C karena bangunan di sana sudah tidak layak dihuni. Oleh karena itu, warga direkomendasikan untuk pindah ke rusun yang lebih dekat.”

Namun, warga Rusunawa Marunda awalnya menolak relokasi karena lokasi Marunda sangat strategis dekat dengan tempat kerja mereka. “Namun, setelah insiden runtuhnya kanopi di gedung C5, kami melakukan sosialisasi bersama tokoh masyarakat dan RT setempat. Akhirnya, mereka bersedia untuk direlokasi,” lanjut Haposan.

Akhirnya, kesepakatan tercapai dan warga setuju untuk pindah ke Rusun Nagrak dan Padat Karya. Untuk memudahkan proses pemindahan, pihak pengelola rusun menyediakan transportasi angkutan barang. “Awalnya, kami menawarkan untuk pemindahan secara swadaya, tetapi warga merasa keberatan. Oleh karena itu, kami berkoordinasi dengan Dinas Lingkungan Hidup, kelurahan, dan walikota untuk membantu,” jelas Haposan.

Terkait dengan kondisi bangunan di C5, Jana Didi, Ketua RW Rusunawa Marunda cluster C dan mantan kepala keamanan rusun, mengatakan bahwa plafon di gedung banyak yang rusak dan berpotensi ambruk. “Pada 30 Agustus, kanopi di C5 roboh. Hal ini menambah urgensi untuk relokasi demi keselamatan warga,” papar Didi.

Setelah pengosongan Rusunawa Marunda, pihak pengelola memasang penanda ‘police line’ dan menutup akses masuk dengan seng dan besi untuk mencegah akses orang tidak bertanggung jawab. Namun, beberapa individu berhasil menerobos masuk dan melakukan penjarahan aset-aset gedung, seperti pintu, jendela, pipa, kabel, besi, wastafel, dan WC. Kondisi ini menyebabkan kerusakan lebih lanjut pada gedung tersebut.

“Kami telah berusaha mencegah aksi penjarahan dengan menutup semua akses ke atas gedung. Sayangnya, keterbatasan waktu pengamanan membuat beberapa bagian gedung berhasil diterobos dan dijarah,” tutup Haposan.